All for Glory of Jesus Christ

To the End of the Earth

4 September 2010, tepatnya 12 hari yang lalu saya menuliskan di facebook saya kata-kata demikian:

“From Jerusalem to Judea, when will I reach Samaria and to the end of the earth?”

Saat menuliskan status tersebut, saya memikirkan hal-hal yang saya sudah lakukan selama ini. Di keluarga (Jerusalem) saya merasa sudah melayani. Di lingkungan sekitar yang sedikit lebih besar (Judea) saya merasa sudah melayani. Saya sedang berpikir-pikir bahwa Amanat Agung Tuhan Yesus yang belum saya capai adalah untuk lingkungan lain (Samaria) dan sampai ke ujung bumi (the end of the earth).

Lalu beberapa hari lalu saya mengalami konflik dengan 2 orang dan saya berpikir Tuhan sedang mengajari saya sesuatu. Saya mendapat banyak masukan dari teman-teman dan keluarga saya. Semua bermaksud menolong, mendukung, menasehati, dan lain-lain yang sifatnya positif. Saya bersyukur.

Pagi ini saya bangun cukup pagi karena kemarin saya tidur cepat. Ya, setelah mengalami guncangan emosi yang cukup kuat, saya butuh banyak istirahat semalam. Hari ini saya bangun dengan segar dan saya melihat twitter saya. Ketika saya melihat bagian home di twitter saya, ada satu kalimat yang menarik perhatian saya.

Ada satu kesempatan untuk melayani sebagai moderator untuk twitter yang menjangkau seluruh dunia lewat doa dan sebagai moderator untuk myspace yang akan menjangkau kaum muda. Benar-benar pas sekali dengan segmentasi pelayanan saya. Ketika saya membaca mengenai visi dan misi dari organisasi ini, saya terpana. Kurang lebih misinya adalah:

“Melayani seluruh dunia lewat media internet, untuk menjangkau dan menghubungi orang-orang yang terluka.”

Terlebih saya membaca bahwa pendiri ini memiliki pemikiran yang menyebut diri mereka sebagai “Ohana”. “Ohana” merupakan Bahasa Hawai yang artinya keluarga. Benar-benar persis seperti yang saya pikirkan dan harapkan.

Sontak saya langsung merasa inilah jawaban Tuhan untuk status facebook saya 12 hari lalu dan juga jawaban Tuhan untuk peristiwa yang terjadi pada saya beberapa hari yang lalu. Siapa bilang Tuhan itu tradisional? Tuhan itu sangat modern. Ia membaca facebook, twitter, dan berbagai media komunikasi yang ada di dunia.

Saya segera mengirimkan email untuk mendaftar. Saya belum mendapatkan jawaban karena baru saja saya mengirimkan email tersebut. Ketika saya membaca bagian “About Us” mengenai pendiri dari organisasi ini, saya terkejut.

Pendirinya dan pembuat websitenya berada di Australia. Di dalamnya terdapat berbagai hamba Tuhan dari seluruh dunia. Setidaknya saya sekilas melihat ada hamba Tuhan dari India.

Doaku hari ini: Tuhan, apakah ini yang Tuhan rencanakan bagiku? Apapun juga yang Tuhan mau, aku siap. Tuhan mau pakai aku untuk apapun, aku mau. Pakai aku, Tuhan, untuk menjangkau dunia demi kemuliaan nama-Mu.

Tuhan, aku berdoa untuk orang yang membaca artikel ini. Biar Tuhan juga memakai mereka untuk kemuliaan nama-Mu.

Amin.

Tinggalkan komentar