All for Glory of Jesus Christ

Berkaitan dengan notes kemarin (Trilogi-3 “Minder, Sombong, dan Percaya Diri”) saya akan melanjutkan pembahasan berkaitan dengan tujuan hidup, visi, dan misi. Karena hal ini merupakan hal yang fundamental bagi setiap kita, sebelum memulai membaca notes ini, marilah kita berdoa terlebih dahulu.

“Bapa yang Maha Baik, puji dan syukur untuk segala kebaikanmu dalam hidup kami. Kiranya Engkau yang Maha Mengerti menganugerahkan pada kami pemahaman yang melampaui akal budi kami, sehingga kami bisa mengerti dan menemukan arah dan tujuan hidup kami.

Membuat kami mengerti maksud dan tujuan kami diciptakan; membuat kami menemukan dan membangun impian-impian kami selaras dengan tujuan penciptaan Engkau atas diri kami, dan melakukan tugas-tugas kami dalam memenuhi tujuan penciptaan-Mu atas diri kami dan dalam memenuhi impian kami tersebut.

Segala puji, hormat, dan kemuliaan hanya bagi Engkau. Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.”

Apa tujuan hidup Anda? Apa visi Anda? Apa misi Anda? Pernahkah Anda ditanya demikian? Lalu apakah jawaban Anda? Untuk menjawabnya tentu saja pertama-tama perlu dimengerti dulu apa arti ketiganya ini. Saya akan mengambil definisi ketiganya dari Kamus Inggris-Indonesia yang disusun oleh John Echols dan Hassan Shadily.

Purpose (tujuan) merupakan: 1. maksud. 2. tujuan. 3. kegunaan.
Vision (visi) merupakan: 1. penglihatan, daya lihat. 2. pandangan. 3. impian, bayangan.
Mission (misi) merupakan: 1. tugas. 2. perutusan, utusan. 3. misi.

Kalau kita mau tarik benang merahnya dari ketiga hal tersebut pertama-tama kita perlu tahu dulu purpose kita apa di dunia ini. Apa tujuan kita hidup? Apa tujuan Allah menghadirkan kita di dunia?

Setelah itu baru beranjak ke poin selanjutnya: visi. Apa impian kita berkaitan dengan tujuan hidup kita? Lalu baru yang terakhir: misi. Apa misi kita? Apa yang harus kita lakukan untuk memenuhi impian kita?

Urut-urutan itu tidak boleh dibalik. Jadi pertama-tama kita perlu melihat secara global dulu, baru melihat ke kedalamannya (detail).

Orang yang tidak memiliki tujuan dalam hidup ibaratnya adalah orang ingin menggambar sesuatu tetapi tidak tahu kegunaannya dia menggambar untuk apa.

Orang yang tidak memiliki visi dalam hidup ibaratnya orang yang tahu ia harus menggambar tapi tidak dapat membayangkan apa yang harus dia gambar.

Orang yang tidak memiliki misi dalam hidup ibaratnya orang yang tahu dia harus menggambar dan tahu apa yang harus dia gambar, tapi tidak melaksanakan apa yang dia ketahui dan apa yang dia pikirkan dalam bentuk suatu gambar.

Ketiga unsur ini saling terkait satu dengan lainnya. Ketiga unsur ini tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya untuk menjadikannya berfungsi secara total dalam hidup kita. Setelah pembahasan mengenai definisi selesai, mari kita beranjak pada pembahasan berikutnya. Apakah tujuan kita dalam hidup? Apakah visi kita? Apakah misi kita?

Notes hari ini akan membahas terlebih dahulu mengenai tujuan hidup. Purpose of life, tujuan hidup, berdasarkan definisi di atas merupakan maksud Tuhan menciptakan kita, tujuan Tuhan menghadirkan kita ke dunia, atau secara kasarnya kegunaan kita lahir di dunia.

Di sini ada 3 elemen, yaitu Tuhan, kita (Anda dan saya), dan dunia. Selalu dalam hubungan itu berbentuk segitiga (konteks segitiga ini juga sudah saya bahas dalam notes “I, You, and God”).

Elemen pembentuk segitiga adalah ruas antara Tuhan dan kita (Anda dan saya), Tuhan dan dunia, lalu kita (Anda dan saya) dan dunia. Saya menganjurkan bagi Anda yang belum mengerti tujuan hidupnya untuk membaca satu buku khusus berkaitan dengan tujuan hidup, yaitu “Purpose Driven Life” yang ditulis oleh Rick Warren.

Saya akan menuliskan dalam hal yang saya pahami. Setiap unsur pembentuk segitiga perlu berfungsi secara benar untuk dapat membentuk segitiga tersebut. Bila salah satu dari ketiga unsur ini ada yang terpisah, maka tidak dapat dikatakan sebagai segitiga lagi.

Saya akan bahas unsur yang pertama, yaitu Tuhan dan dunia. Tuhan masih bekerja dengan secara ajaib di dunia. Melalui peristiwa air Bah di zaman Nabi Nuh (Kejadian 7) sampai sekian banyak peristiwa bencana yang terjadi saat ini: perang (Wahyu 6:4), kemiskinan dan kesengsaraan (Wahyu 6:6), penyakit, kelaparan, kematian (Wahyu 6:8), dan gempa bumi (Wahyu 6:12 dan 8:5), saya percaya ini kalau memang diizinkan Tuhan adalah untuk memurnikan dunia.

Mungkin akan ada yang berpikir begini:

“Tuhan itu Maha Baik, lalu mengapa mengizinkan semua itu terjadi? Mengapa Ia tidak campur tangan untuk menghapuskan kesemuanya itu?”

Jawabannya adalah ya, benar Ia adalah Allah yang baik, namun Ia juga adalah Allah yang Maha Adil dan Ia juga Maha Kudus. Keseluruhan sifat Allah adalah sama besar dan sama banyak porsinya.

Segala kesengsaraan terjadi karena dosa. Kudus tidak bisa bercampur dengan dosa. Terang tidak bisa bercampur dengan gelap. Oleh karena itu, segala sesuatu yang buruk (dalam pandangan manusia) kadang diizinkan Tuhan untuk memurnikan manusia dari dosa.

Coba Anda ingat-ingat lagi, kapan saat Anda sungguh-sungguh mencari Tuhan? Kapan saat Anda benar-benar menjerit minta pertolongan Tuhan? Kapan saat Anda benar-benar mencari wajah-Nya? Biasanya pada saat terjadi kesengsaraan bukan?

Namun Tuhan tidak hanya campur tangan dengan hal yang (dalam pandangan manusia) buruk, Ia juga campur tangan dalam hal yang baik.

Contoh mudah: menjaga keseimbangan alam semesta, yaitu matahari terbit dari timur setiap hari dan tenggelam di sebelah barat pada senja hari, lalu bulan dan bintang tetap pada jalur konstelasinya semula, kecuali mendekati akhir-akhir zaman yang diizinkan Tuhan untuk jatuh ke bumi (Wahyu 6:13).

Lalu menyangkut unsur yang kedua, yaitu Tuhan dan manusia. Sebenarnya kalau mau kita pikirkan, Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Besar, dan Maha Ajaib tidak memerlukan manusia untuk melakukan karya-Nya di dunia. Mengapa?

Ya Dia kan serba Maha, kalau Dia mau, segala sesuatu dapat terjadi. Lalu mengapa Tuhan toh tetap menciptakan manusia, padahal dirinya sendiripun bisa melakukan segalanya?

Apa tujuan Tuhan menciptakan kita? Mengapa saya membahas konteks tujuan hidup ditinjau dari tujuan Tuhan dan bukan tujuan yang kita tentukan sendiri? Ingat konteks pencipta dan ciptaan. Suatu ciptaan tidak mungkin ada tanpa penciptanya membuatnya. Setiap kali suatu ciptaan dibuat, tentu saja ada suatu maksud dan tujuan tersendiri dari penciptanya.

Lalu apa tujuan penciptaan kita? Apakah rencana Tuhan membuat kita ada? Apa maksud Tuhan menghadirkan kita? Tentu saja bukan karena kebetulan, bukan karena tanpa maksud, dan mengambil kata-kata yang sering diucapkan oleh pendeta saya,

“bukan karena Tuhan iseng, karena Tuhan tidak pernah iseng.”

Hhahaha, ya Tuhan itu tidak pernah melakukan sesuatu tanpa tujuan dan karena iseng, karena sedang senggang tidak tahu mau melakukan apapun, jadi tiba-tiba membuat manusia. Tidak! Sama sekali tidak demikian.

Alasan dan tujuan penciptaan manusia:
1. Kejadian 1:26a: Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, ..”

Ya, Allah merupakan pribadi yang senang bersekutu. Sejak awal mula Ia yang adalah satu memiliki tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Mengapa Ia menciptakan malaikat? Mengapa Ia menciptakan manusia?

Karena Allah adalah pribadi yang senang bersekutu. Ia menciptakan manusia untuk bersekutu dengan-Nya, untuk memuji dan memuliakan Dia.

Saya akan mengambil konteks pada saat hari kedatangan Yesus kembali yang kedua kali untuk mengontraskan saat penciptaan (saat awal) dan saat akhir.

Wahyu 19:7a: Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai dan memuliakan Dia!

Ya karena Allah adalah pribadi yang senang bersekutu, Ia menciptakan kita untuk bersekutu dengan-Nya, untuk memuji dan memuliakan Dia.

Jadi bagaimana dengan hidup kita sehari-hari? Apakah kita (Anda dan saya) sudah bersekutu dengan-Nya? Apakah kita (Anda dan saya) sudah memuji dan memuliakan Dia?

Memuji dan memuliakan bukan hanya perkataan, bukan hanya dengan nyanyian, bukan hanya dengan bertepuk tangan, bukan hanya dengan mengangkat tangan, bukan hanya dengan berdoa, bukan hanya dengan musik, bukan hanya dengan tarian, ya semuanya itu baik adanya.

Tetapi memuji dan memuliakan juga dengan kehidupan kita sehari-hari, apakah setiap keberadaan diri kita (Anda dan saya) sudah mencerminkan bentuk pujian dan kemuliaan bagi Tuhan?

2. Kejadian 1:27: Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

Ya, Tuhan menciptakan kita (Anda dan saya) segambar dengan-Nya. Berarti kita perlu menunjukkan karakter-karakter Kristus dalam diri kita. Sejalan dengan nomor dua di atas, kita perlu menghasilkan buah.

Buah apa yang dimaksud? Buah Roh! Dalam Galatia 5:22-23b tertulis jelas mengenai karakter-karakter apa yang perlu kita miliki untuk memenuhi tujuan penciptaan kita: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.

Gambaran Allah ini rusak karena adanya dosa. Tapi syukur kepada Allah!

Yohanes 3:16: Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Ya, Allah telah mengaruniakan keselamatan dengan memberikan darah Kristus yang tercurah bagi setiap manusia yang percaya kepada-Nya. Ya, darah dari Allah sendiri! Untuk memulihkan manusia dan mengembalikan manusia pada maksud Allah semula, yaitu untuk segambar dengan-Nya.

Allah telah memberikan kesempatan untuk pemulihan gambar diri Anda, citra diri Anda, untuk kembali serupa dengan-Nya. Harganya adalah cuma-cuma alias gratis alias ga pake bayar! Pertanyaannya adalah apakah Anda mau menerima itu? Jangan keraskan hati Anda! Jangan mempertahankan kedegilan Anda!

3. Kejadian 1:26b: …supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.

, lalu dalam

Kejadian 2:15: TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Tujuan penciptaan kita adalah untuk menguasai bumi dan mengusahakan bumi. Secara sederhana tujuan penciptaan kita adalah untuk bekerja, menghasilkan buah. Untuk menunjang ayat tersebut saya akan mengutip

Filipi 1:22a: Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.

Apa yang kita kerjakan? Hal apa yang harus kita kerjakan? Jawabannya adalah melakukan apapun yang dipercayakan Allah kepada kita: pelayanan! Dalam hal ini saya ingin mematahkan konsep pelayanan = di gereja, pelayanan = di gedung ibadah, pelayanan = berkaitan dengan masalah rohani.

Tidak! Sama sekali tidak! Sama sekali bukan! Ya, melayani di gereja, melayani di gedung ibadan, melayani berkaitan dengan masalah rohani itu merupakan satu bagian dari suatu pelayanan, tapi bukan berarti yang satu-satunya. Jangan salah mengerti!

Jika ada di antara Anda yang berpikiran seperti itu, saya dalam kesempatan ini ingin meluruskan hal itu. Setiap apapun yang kita kerjakan untuk menghasilkan buah kebaikan, itu adalah pelayanan.

Berada di mana dan apapun yang kita kerjakan itu adalah pelayanan. Bekerja sehari-hari adalah pelayanan. Menjadi seorang ibu rumah tangga itu adalah sebuah pelayanan.

Menjadi seorang pembantu rumah tangga itu adalah pelayanan. Menjadi menantu yang baik itu adalah sebuah pelayanan. Menjadi orang tua itu adalah pelayanan. Membantu adik belajar itu adalah pelayanan.

Menyemangati orang yang sedang terpukul, mengunjungi orang yang membutuhkan teman, dan bahkan hanya sebuah senyuman bagi orang asing, itu adalah pelayanan.

Sebuah jabatan tangan penerimaan dan sebuah tepukan di bahu sebagai pemberian semangat, itu semua adalah pelayanan.

4. Untuk menangkap dan melaksanakan kerinduan hati Tuhan. Saat Anda mencintai seseorang, tentu saja Anda ingin menangkap dan melaksanakan apa yang paling diinginkan hatinya bukan? Anda ingin sekali menyenangkan dirinya, bahkan kalau perlu Anda akan berkorban banyak hal untuk dirinya. Sama dengan Tuhan. Anda diciptakan untuk menangkap dan melaksanakan kerinduan hati-Nya. Apakah kerinduan hati-Nya?

Selain poin satu, dua, dan tiga di atas, masih ada satu poin lagi, yaitu yang tercantum dalam Amanat Agung Tuhan Yesus.

Matius 28:19-20a: Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”

Ya, ini kerinduan hati Tuhan! Bahkan sebelum Tuhan Yesus mengalami aniaya dan sengsara, Ia memberikan pesan penting pada Petrus sebanyak tiga kali untuk menggembalakan domba-domba-Nya (Yohanes 21:15-17).

Pada saat orang akan ‘pergi’, biasanya pesan terakhir yang disampaikan merupakan pesan yang teramat penting. Orang-orang yang diingatnya merupakan yang ada dalam hatinya. Ya begitu pula dengan Tuhan Yesus. Sebelum Ia kembali pada Bapa, Ia memberikan kerinduan hati-Nya. Tangkaplah itu dan laksanakan kerinduan hati Tuhan dalam hidup kita!

Jadi, maksud dan tujuan kita ada di dunia ini berkaitan erat dengan unsur kedua dan ketiga, yaitu Tuhan dan kita, lalu kita dan dunia. Unsur kedua berkaitan dengan poin 1, 2, 3, dan 4, sedangkan unsur ketiga berkaitan dengan poin 3 dan 4.

Jadi, sekarang sudah jelas tujuan kita (Anda dan saya) hidup di dunia ini.

Pertanyaannya adalah:

“Do you want to live your live?”

(“Apakah Anda ingin membuat hidupmu benar-benar jadi hidup?”)

Jawabannya adalah bila Anda menjawab “Ya” pada pertanyaan berikut ini:

“Do you want to live you life purpose?”

(“Apakah Anda ingin menghidupi tujuan hidup Anda?”)

It’s your life. It’s your decision.

Ini hidup Anda. Itu keputusan Anda.

Amin.

Comments on: "Purpose, Vision, and Mission in Your Life (Trilogi-1)" (8)

  1. FB Comment from VWF:
    Thanks…G setuju dengan pandangan loe terutama masalah pelayanan. Terlalu banyak orang terlibat aktif pelayanan di gereja hingga ‘nama’ mereka ‘dikenal’ oleh semua jemaat sebagai aktivis tetapi di balik itu semua banyak di antara kita …yang ‘terjebak’ dengan ‘pola pandangan’ : “Aku adalah orang baik karena selalu rajin dalam pelayanan di gereja “… tapi di balik semuanya tindakan jg prilaku tidak menunjukkan sebagai para murid TUHAN. Dan g pernah terlibat sebagai aktivis di gerreja dan banyak melihat semua itu terutama pada saat gereja memiliki agenda besar banyak di antara teman2 sesama pelayanan saling berebut ‘nama’ dan ingin semua tahu bahwa itu semua prestasi mereka. G pun merasa sedih kenapa harus seperti ini kehidupan sesama pelayan Tuhan bukan melakukan dengan hati yang senang dan bersyukur karena kita masih punya tempat beribadah yang aman dan indah tidak seperti bebrapa saudara sseiman di luar sana.

    • Thx juga. Hm… memang semua kembali ke hati ya. Apapun yang kita perbuat seremeh atau sebesar apapun sebenarnya kembali ke hati kita, motivasi kita melakukan itu apa. Well.. yah sayangnya banyak orang terjebak pada motivasi yangga murni n ketika itu terjadi di gereja yang seharusnya jadi sumber kemurnian dan contoh, malah jadi sumber kepaitan n batu sandungan. Tapi kembali lagi ke orangnya juga, kadang-kadang saat kita cuma pandang orang n bukan Tuhan, yang terjadi kekecewaan :). Yah, lebih baik kita pandang diri kita aja dah. Toh kita juga masih banyak hal yang perlu diperbaiki. Kalau masalah orang lain, biar kita nasehatin n doain. Masalah motivasi dll ya itu biar Tuhan yang berperkara sama dia lah :). Tetep semangat ya. GBU.

  2. FB Comment from KRC:
    NICE! great! be the woman of influence!
    hehehe
    that’s my prophecy. heheh

    • Wow, what a great prophecy! Amen! Hahaha, well actually.. those are the prophecies for all of us. All of us are born to be leaders, and to be a leader is all about giving influence :). Thx for reminding me of the great prophecy :). GBU.

  3. FB Comment from PTPS:
    Puji Tuhan, g di berkatin lwt elo raternyata elo punya karunia mengajar lewat tulisan2terus berkarya he he 🙂

  4. FB Comment from ASP:
    ukh… baca trilogi yg pertama masi blur….
    masi blom tau buah apa yg bisa gw hasilin….

    • Coba doa supaya Roh Kudus bukain. Kalau masih bingung lanjutin ke trilogi kedua or ketiga. Hal yang pertama ini memang big picture. Mungkin bakal lebih kebayang kalau lu udah liat yang detailnya di trilogi kedua or ketiga.

Tinggalkan Balasan ke archaengela Batalkan balasan